KENDARI, OKESULTRA.ID – Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar diskusi interaktif Refleksi 25 Tahun Reformasi di Gedung Teater FIB, Rabu 17 Mei 2023.
Diskusi tersebut bertemakan “Kami Tidak Pernah Lupa Siapa Pelakunya” yang menghadirkan 3 narasumber yang juga aktivis atau pelaku sejarah 98 di Bumi Anoa yakni Dekan FIB
Dr Ahmad Marhadi, Ketua JaDi Sultra Hidayatullah, Ceo Media Telisik.id, M. Nasir Idris M.Ikom yang dimoderatori Gugus Suryaman (SMSI Sultra). Diskusi ini juga dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Kendari serta tamu undangan lainnya.
Perwakilan PENA 98 Sultra, Hartono mengucapkan terima kasih kepada Rektor UHO, Prof Dr Muhammad Zamrun Firihu yang telah merespon dan memberi ruang untuk pelaksanaan kegiatan Refleksi 25 Tahun Reformasi.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini serentak dilakukan PENA 98 di seluruh Indonesia. Kegiatan sengaja dilakukan di kampus, karena gerakan reformasi 98 diawali di kampus-kampus. Dan menekankan kepada mahasiswa untuk tidak pasif dan berdiam diri
“Yang kami harapkan dimomen 25 Tahun Reformasi kampus itu tetap menjadi sebagai motor penggerak dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jangan pasif dan diam karena khususnya di Sultra, pada saat itu UHO merupakan motor penggerak dalam peristiwa 98 yang banyak melahirkan aktivis-aktivis yang sudah tersebar diberbagai sektor ada yang jadi Kepala Daerah, Akademisi, Pengusaha dan masih banyak lagi,” tutupnya.
Sementara itu, Dekan FIB UHO, Dr Ahmad Marhadi mengatakan, kegiatan diskusi seperti ini perlunya rutin diagendakan antara mahasiswa, pelaku demokrasi untuk saling berdiskusi bagaimana mengawal reformasi.
“Kalau itu tidak bisa dikerjakan, mungkin tidak ada yang mengawal demokrasi ini. Tapi kalau mereka saling berdiskusi dengan ide-ide cemerlang yang dituangkan dalam bentuk buku atau media sosial untuk mengedukasi pemerintah dalam menjalankan pemerintahan yang baik sesuai agenda reformasi yang bisa diwujudkan” jelasnya.
Ahmad Marhadi berharap mahasiswa mampu memberikan edukasi yang baik khususnya sisi akademisnya, karena saat ini dunia perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga peran mahasiswa dituntut lebih kreatif dan inovatif.
“Mahasiswa harus menguasai digitalisasi saat ini, sehingga apa yang di cita-citakan atau diinginkan founding reformasi bisa semakin diwujudkan,” tutupnya.
Ditempat yang sama Ketua JaDi Sultra Hidayatullah menilai reformasi saat ini telah gagal karena enam agenda reformasi tidak berjalan dengan seusai harapan, khususnya penanganan korupsi, supremasi hukum dan HAM karena adanya penumpang gelap.
“Momentum 25 Tahun Reformasi ini orientasi pemerintah harus kembali ke marwahnya yakni negara yang berkedaulatan rakyat yang terkandung dalam UUD 1945,” jelasnya.
Mantan Ketua KPU Sultra ini menilai demokrasi saat ini terlalu dikontrol tidak adalagi kebebasan orang untuk melakukan kritik yang baik dan bijaksana
“Jadi semuanya itu dalam kontrol. Kita gagal selama 25 tahun ini, kendati ada perubahan-perubahan diperundangan hukum kita, tetapi secara subtansi kita gagal dan diperlukan lagi perubahan,” tutupnya.
Untik diketahui, kegiatan yang dimulai sejak pukul 09.00 sampai 12.00 Wita ini juga turut beberapa pejuang reformasi Sultra diantaranya Merlin, Rahmat, kemudian hadir pul Ketua KNPI Koltim Nukman Lusa, Ketia LBH HAMI Koltim Taufik, Ketua DPP Pospera Bidang Pemuda dan Olahraga Muh. As’ad Salihi dan masih banyak lagi.
Reporter : NR
Editor : Siswanto Azis