BeritaMetroNewsPolitik

Cerita Caleg Muda: Terjun ke Ratusan Titik Lebih hingga Meninggalkan Keluarga

×

Cerita Caleg Muda: Terjun ke Ratusan Titik Lebih hingga Meninggalkan Keluarga

Share this article

KENDARI, OKESULTRA.ID – Muhammad Amsar adalah salah satu anak muda yang memutuskan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2024 mendatang. Ia menjadi caleg DPRD dari Partai Demokrat untuk daerah pemilihan Kabupaten Konawe Selatan dan Bombana.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tenggara (Sultra) ini menceritakan, alasannya mengapa ia harus maju menjadi caleg untuk meneruskan perjuangannya di bidang politik.

“Sebenarnya Saya itu terjun ke politik sudah lama, saya gabung Partai Demokrat itu sejak 3 tahun lalu kalau saya tidak salah, ini yang politik praktis, ya. Karena saya percaya demokrasi, kalau kita percaya demokrasi perwakilan, caranya kita harus menjadi wakil. Menjadi wakil itu tidak ada cara lain selain menjadi calon anggota legislatif,” cerita Muhammad Amsar kepada Okesultra.id, Minggu (15/06/2023).

Menurut politisi muda asal Kabupaten Bombana ini (Kabena) menjadi calon Anggota Legislatif (Caleg) adalah jalan untuk memperjuangkan kebutuhan hak kak masyarakat.

Dalam persiapannya, Amsar fokus pada pemenuhan syarat-syarat yang berlaku. Namun, yang paling penting baginya adalah persiapan mental. Sebab, kontestasi Pemilu 2024 membutuhkan kerja keras secara total.

“Persiapan yang sifatnya kayak pemetaan lapangan, karena yang menurut saya paling penting adalah kita harus bertarung itu total. Jadi semua lebih ke kayak hal-hal yang ini aja sih, persiapan kampanye,” kata dia.

Ia mengakui persaingan di dapil pasti berat. Apalagi, Amsar merasa dirinya merupakan politisi muda sekaligus pendatang baru. Namun, itu tak lantas membuat Amsar merasa minder. Ia tetap optimistis bisa bersaing dan memenangkan kontestasi.

“Namanya kontestasi pasti ada yang kuat ada yang lemah, gitu kan. Ya tergantung kita saja, apa usaha yang kita keluarkan untuk bisa bertahan,” kata dia.

Muhammad Amsar menekankan, model kampanye door to door lebih ampuh untuk menarik dukungan. Dalam sehari, Amsar mengaku bisa terjun ke beberapa titik.

“(Terhitung) sampai hari ini juga udah sampai ratusan titik. Jadi sudah banyak hehe, yang jelasnha disemua strategi pemenangan pileg, saya masih meyakini bahwah turun langsung menyerap aspirasi meliat mendengar ” meet the poeple” msih menjadi model dan strategi terjitu untuk menjadi pemenang,”katanya.

Di samping itu, Amsar tentu juga menggunakan media sosial, seperti Instagram dan media massa, seperti koran, media online untuk mendukung kampanyenya. Menurut dia, kombinasi seperti itu lebih baik.

Di Twitter, ia juga melakukan pertarungan narasi atas sebuah masalah. Sementara, Instagram dan Facebook banyak digunakan untuk membagi dokumentasi kegiatan saat ia bekunjung di berbagai pelosok di Dapilnya.

“Tapi saya yakin yang namanya turun adalah kuncinya sih. Ya kita kalau terkenal di udara tapi tidak pernah turun ya susah. Saya masih terus turun kok,” katanya.

Menurut Amsar,  menjadi caleg bukanlah hal yang mudah, tetapi ini merupakan hal yang berat. Di tengah kondisi persaingan yang ketat, kata Amsar, dirinya harus siap menang atau kalah.

Meninggalkan Keluarga

Berkunjung ke ratusan titik, membuat dirinya terkadang mengesampingkan hal-hal yang bersifat pribadi. Salah satunya keluarga. Amsar merasa saat ini ia jauh dari keluarga.

“Ya waktu sama keluarga di rumah di sana sudah away sekali kan. Ya kadang-kadang politik itu melupakan hal-hal yang sifatnya pribadi,” katanya

Namun di satu sisi, Muhammad Amsar juga merasa senang bertemu banyak orang saat terjun di dapilnya. Ia merasa seperti menemukan saudara dan orang tua baru.

“Sukanya, saya bisa punya banyak saudara baru, orang tua baru, ibu baru, bapak baru, jadi ya silaturahmi lah politik kita,” kata dia.

Untuk itu, Muhammad Amsar berpesan kepada para pemuda, jika saat ini sudah saatnya pemuda harus bangkit dan menjadi garda terdepan dalam pengambilan kebijakan di pemerintahan.

“Jadi salah satu yang harus kita lakukan itu adalah menjadi bagian dari wakil rakyat,” ungkap Ketua Badan Komunikasi dan Strategi (Bakomstra) DPD Partai Demokrat Sultra.

Lebih lanjut ia mengatakan, jika ruang pengabdian bagi generasi muda semakin terbuka lebar. Salah satunya di dunia politik, jika kesempatan tersebut  tidak jemput, maka kemudian hari generasi muda pasti akan rugi.

“Saya melihat hampir 89 persen kebijakan nasional atau kebijakan pemerintahan saat ini, berbasis politik. Sehingga pemuda saat ini, sebagai pionir perubahan tidak boleh acuh,” imbuhnya.

“Kita sebagai pemuda merupakan aset bangsa yang bisa melakukan perubahan dalam instrumen pemerintahan, terutama dalam memperjuangkan aspirasi rakyat menuju masyarakat Indonesia maju dan sejahtera,”tutup Muhammad Amsar.

Reporter : Siswanto Azis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *