BOMBANA, OKESULTRA, Pemerintah Kabupten Bombana bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta pemangku kepentingan di bidang pangan menggelar Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan secara nasional guna memastikan stabilitas dan keterjangkauan harga serta ketersediaan stok sembako menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024.
Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan secara nasional tersebut dikuti pemda bersama Pj Bupati Bombana melalui zoom metaing. Untuk di Kabupaten Bombana, dilakukan di RTH bekas eks MTQ, Senin (21/04/2024).
Dalam sambutannya, Pj Bupati Bombana Drs.Edy Suharmanto,M.Si menegaskan komitmen Pemerintah Daerah Bombana dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan demi kesejahteraan masyarakat Bombana, terutama menjelang momen penting perayaan hari besar seperti Idul Fitri.
“Untuk memastikan itu semua berjalan baik, maka kita laksanakan kegiatan pasar murah sebagai macam kebutuhan pangan akan di jual tentu dengan harganya terjangkau,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin mengatakan bahwa untuk menyukseskan stabilitas pangan baik dari sisi ketersediaan pasokan maupun keterjangkauan harga diperlukan peran dari semua pihak seperti kementerian dan lembaga terkait pangan, hingga pemerintah daerah.
“Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Idul Fitri ini tentunya tidak akan sukses berjalan baik tanpa didukung seluruh stakeholder pangan,” kata Arief saat memberikan sambutan pada Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Idul Fitri.
Arief menyampaikan bahwa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) merupakan momentum yang selalu menjadi perhatian pemerintah karena pada saat tersebut harga pangan mengalami fluktuasi yang cukup besar, sebab permintaan pangan meningkat.
“Bapak Presiden Jokowi mengarahkan agar betul-betul momentum ini dijaga. Tanggal 4 Maret lalu kita gelar rakornas pengamanan pasokan dan harga pangan dan hari ini kita melakukan apel siaga untuk memastikan stabilitas pangan tetap terjaga pada HBKN,” ujar Arief.
Dalam apel siaga yang ditandai dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di 294 titik di seluruh Indonesia dan dihadiri secara daring oleh 15 Penjabat (Pj) Gubernur dan 142 Pj Bupati dan Wali Kota. GPM tersebut, kata Arief, akan dilaksanakan di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia hingga 9 April 2024.
Arief menyebut bahwa GPM rutin dilaksanakan untuk menjangkau warga yang membutuhkan pangan murah. Berdasarkan data Bapanas, GPM telah dilaksanakan sebanyak 2.898 di seluruh Indonesia baik yang bersumber dari APBN, APBD, maupun mandiri.
GPM secara masif dilaksanakan sebagai salah satu wujud kehadiran pemerintah dalam upaya menjamin aksesibilitas pangan baik secara fisik maupun ekonomi kepada masyarakat. GPM dilaksanakan sinergi antara pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan pelaku usaha pangan.
“Kami mengimbau agar GPM dilakukan secara masif khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri, karena dengan meningkatnya demand di masyarakat harus dijawab oleh pemerintah dengan memastikan supply pangan yang terjangkau tetap terpenuhi. Dengan demikian inflasi juga tetap terjaga, karena salah satu komponen signifikan yang mempengaruhi tingkat inflasi adalah pangan,” tutur Arief.
Dalam apel tersebut, pemerintah melalui Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dengan harga di tingkat konsumen akhir maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp53.000 per 5 kg. Target penyaluran beras SPHP tahun 2024 sebanyak 1,2 juta ton di seluruh Indonesia.
“Sesuai arahan Presiden RI Penyaluran SPHP Beras agar dioptimalkan hingga sebelum panen raya. Realisasi saat ini sudah mencapai lebih dari 550 ribu ton. Penyaluran juga dimasifkan termasuk di ritel-ritel modern untuk mengisi pasokan beras di masyarakat,” kata Arief.
Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa upaya pengamanan pasokan dan harga pangan merupakan kerja bersama namun saat ini tetap harus waspada mendekati Lebaran untuk menjaga kenaikan harga pangan.
“Saat ini kita harus tetap waspada, tidak hanya harga naik tapi kalau harga murah juga kita harus waspada karena petani akan mengalami kerugian sehingga tidak akan menanam lagi. Kita harus jaga agar distribusinya bisa merata sehingga harga stabil tidak terlalu naik dan jangan sampai turun,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa terus menggenjot peningkatan produksi pangan dengan berbagai upaya antara lain optimasi lahan tadah hujan melalui pompanisasi mencapai lahan seluas 1 juta hektar.
Kementan juga meningkatkan alokasi pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton untuk alokasi tahun 2024. Hal itu untuk mendorong produksi pangan nasional agar meningkat dan menjaga pasokan pangan dari dalam negeri sehingga diharapkan stabilitas harga selalau terjaga.
Dalam apel siaga ini dilakukan pelepasan kendaraan bahan pangan sebanyak 21 armada dari Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Food Station, Dharma Jaya dan mitra lainnya yang dilepas ke pasar untuk melaksanakan GPM di berbagai titik di wilayah DKI Jakarta.
Reporter : duL