BeritaMetroNews

Ali Mazi Paparkan Produksi Nikel Sultra pada Seminar Internasional IINCIC Summit 2023

×

Ali Mazi Paparkan Produksi Nikel Sultra pada Seminar Internasional IINCIC Summit 2023

Share this article

KENDARI, OKESULTA.ID- Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi memberikan paparan terkait Produksi Nikel di Sultra : Prospek Investasi untuk Investor Lokal dan Asing pada Seminar Internasional Indonesia Nickel and Cobalt Industry Chain (IINCIC) Summit 2023, di Jakarta, Rabu 31 Mei 2023.

Gubernur Ali Mazi mengatakan Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam pertambangan, utamanya nikel dan aspal yang sangat melimpah yang, meliputi sumber daya hipotetik bahan galian nikel, sebesar lebih dari 97,4 milyar wet metrik ton, yang tersebar di Kabupaten Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Kolaka Utara, Buton dan Kota Baubau.

Sumber daya hipotetik bahan galian aspal, sebesar lebih dari 3,85 miliar ton, yang tesebar di beberapa kabupaten di Pulau Buton.

Kemudian, Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral logam dan batubara, mineral bukan logam dan batuan Provinsi Sulawesi Tenggara (data per Desember 2020). Total IUP sebanyak 376 yang terdiri dari mineral logam dan batubara sekiranya 262 IUP, mineral bukan logam dan batuan 114 IUP.

Ia juga mengaku target dan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017-2022 terus mengalami peningkatan.

Dimana realisasi dari target yang ditetapkan selalu mencapai di atas 100 persen, bahkan mencapai di atas 200 hingga lebih 300 persen.

“Seperti halnya pada 2022 lalu, dimana target PNBP yang ditetapkan sebesar Rp1,2 triliun dan realisasinya, sebesar lebih dari Rp4,4 triliun,” jelas Ali Mazi dalam keterangan tertulisnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan, pasca berlakunya Undang-undang No. 3 Tahun 2020 pengganti Undang-undang No. 4 Tahun 2009, terdapat tiga smelter nikel yang berproduksi di Sulawesi Tenggara sebagai dampak kebijakan hilirisasi nikel diantaranya

1. PT Antam, Tbk, wilayah produksi Pomalaa Kabupaten Kolaka.
Jenis Produk : Ferro Nickel
Kapasitas Produksi 27.000 Metrik ton per pertahun

2. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI)
Wilayah Produksi : Morosi Kabupaten Konawe
Jenis Produk : Nickel Pig Iron (NPI)
Kapasitas Produksi : 1 Juta Metrik Ton per Tahun;

3. PT Obsidian Stainless Steel (OSS)
Wilayah Produksi : Morosi, Kabupaten Konawe
Jenis Produk : Nickel Pig Iron (NPI)
Kapasitas Produksi : 2- 3 Juta Metrik Ton per Tahun.

Berdasarkan data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kendari, tercatat lima perusahaan besar di Sulawesi Tenggara yang mendominasi devisa ekspor yaitu OSS, VDNI, Aneka Tambang, Graha Makmur Cipta Pratama (makanan laut), dan Wijaya Karya Aspal.

PT Obsidian Stainless Steel (OSS) dan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) masih menjadi perusahaan yang dominan berkontribusi terhadap devisa negara dengan volume ekspor tertinggi.

Secara umum nilai ekspor Sulawesi Tenggara mulai Januari hingga 31 Agustus 2022 mengalami pertumbuhan yang positif dari target yang ditentukan, salah satunya disebabkan kegiatan ekspor Sulawesi Tenggara itu sudah dapat dilakukan dari Pelabuhan Kendari langsung dengan beberapa negara tujuan. Capaian ekspor dan impor pada Agustus 2022 mengalami peningkatan 35 persen dan untuk ekspor masih di dominasi dari sektor pertambangan.

“Sebagai provinsi dengan sumber daya dan cadangan nikel terbesar di Indonesia, tentunya ini menjadi peluang bagi Sulawesi Tenggara untuk lebih mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan hilirisasi nikel di wilayahnya, misalnya peningkatan PDRB, peningkatan dana bagi hasil PNBP SDA pertambangan, peningkatan penerimaan dan retribusi daerah, penyerapan tenaga kerja, dan lain sebagainya,” bebernya.

Berdasarkan data yang dirilis BPS Sultra, periode Januari-Oktober 2022, total ekspor nikel Sulawesi Tenggara mencapai US4,8 milliar, dengan total volume ekspor mencapai 2,2 juta ton. Nilai dan volume ini meningkat masing-masing 36 persen dan 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari total ekspor ini, sebanyak 99,53 persen atau US 4,7 milliar berasal dari golongan besi dan baja, setara 71 triliun rupiah (nilai kurs Rp15.000), berupa Ferronickel (FENI), Nickel Pig Iron (NPI), dan baja tahan karat yang diproduksi oleh sejumlah pabrik peleburan (smelter) Nikel di wilayah ini. (C)

Reporter : Israwati
Editor : Siswanto Azis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *