KENDARI, OKESULTRA.ID – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan konferensi wilayah V di Kota Kendari, Kamis (07/10/2022).
Sebanyak 17 cabang NU di Sultra turut hadir dalam konferensi tersebut. Turut hadir Gubernur Sultra, Ali Mazi, Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir, Forkopimda dan beberapa Rektor Perguruan Tinggi di Sultra.
Ketua Pengurus Besar NU, KH. Amin Said Husni mengataka, konferensi yang dilaksanakan di tengah-tengah peringatan NU menuju satu abad ini merupakan forum permusyawaratan tertinggi di tingkat provinsi, untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan kepengurusan lima tahun berjalan serta memilih kepengurusan yang baru baik Ketua Rias Syuriah maupun Ketua Tanfiziyyah PWNU Sultra.
“Kami berharap konferensi ini berjalan dengan baik, khidmat dan demokratis serta bis melahirkan keputusan yang penting dan bermanfaat untuk pengembangan masyarakat Sultra yang akan datang, baik dengan figur kepengurusan maupun programnya,” ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, semoga konferensi ini dapat melahirkan kepengurusan NU untuk mengembangkan perannya dalam penguatan kelembagaan.
“Pengurus NU perlu meningkatkan peran dan kiprahnya dalam mewujudkan fungsi institusi dengan misi keagamaan yang sangat nyata. Berpihak pada kondisi permasalahan umat dan masyarakat Sultra kini dan ke depan,” tutupnya.
Ketua Tanfiziyyah PWNU Sultra, KH Muslim menjelaskan, konferensi
wilayah diperlukan aktualisasi dan akselerasi nilai-nilai aswaja yang sudah terlaksana sejak dulu dalam berbagai aspek kehidupan. Sultra memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah, sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil.
“Kita perlu menguatkan SDA untuk mengelolah alam yang begitu kaya raya. Semoga dengan adanya konferensi yang kelima ini, warga NU jangan selalu menjadi maf’ul (objek) tetapi harus menjadi fa’il (pelaku atau subjek) dalam mengelolah sentra ekonomi di Sultra,” jelasnya.
Muslim menambahkan, budaya yang ada di Sultra sejalan dengan nilai-nilai aswaja. Sehingga harus dikembangkan dan dijadikan sebagai kekayaan bahwa Sultra dengan berbagai budaya yang ada menjadi kekuatan.
“Terakhir adalah NU harus mewujudkan keamanan dan ketertiban di Sultra dengan berbagai elemen masyarakat. Kita harus rajut kebersamaan,” tutupnya.
Reporter : Azzahra
Editor : Siswanto Azis