KENDARI, OKESULTRA.ID- Maraknya anak jalanan (Anjal) di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) tentu menjadi perhatian Pemerintah Kota Kendari.
Kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari, Siti Ganef maraknya Anjal di Kota Kendari tentu juga tidak terlepas dari peran pengasuhan orangtua masing-masing.
“Terkait anak jalanan ini tentu saja ini tidak terlepas dari pengasuhan itu sendiri,” ungkap Siti Ganef, Rabu (20/7/2022).
Meski Kota Kendari pernah meraih predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA) tahun 2021, bukan berarti pihaknya merasa cukup untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan bagi anak.
Pihaknya terus mengoptimalkan pelayanan termasuk di lingkungan sekolah. Melalui sekolah ramah anak, Siti Ganef mengatakan pihaknya menerapkan prinsip 31 hak anak di dalam sekolah.
“Tidak ada diskriminasi, lingkungan oke dan lain sebagainya, antara guru dan anak terjadi harmonisasi,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga memiliki tim yang terus menangani kasus yang terjadi di jalanan dengan berkolaborasi bersama Dinas Sosial (Dinsos) dan juga satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kendari.
“Satpol-PP setiap minggu mereka turun untuk melakukan razia namun kami dari DP3A tidak bisa karena kami adalah perlindungan,” bebernya.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pendekatan persuasif dan tetap melakukan sosialisasi, dan memberikan pembinaan kepada orangtua.
Termasuk dibutuhkan sinergitas, koordinasi dan sinkronisasi semua pihak agar bisa mencapai suatu pencegahan yang terstruktur sehingga tidak ada lagi anak jalanan.
“Sehingga itu semua bisa terdistribusi kepada orangtua dari para anak jalanan ini, dan titik intinya adalah penguatan kelompok terkecil di masyarakat yaitu keluarga, terutama pengasuhan, perlindungan, pengawasan dan lain-lain,” ucapnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Kota Kendari, Sri Lestari Sulkarnain mengatakan berdasarkan data dari Dinas Sosial, DP3A dan Satpol-pp, para Anjal ini merupakan anak-anak dari luar Kota Kendari.
Mereka turun ke jalanan untuk mencari uang lantaran faktor keterbatasan atau keterdesakan dari segi ekonomi.
“Baik data dari satpol PP, Dinsos dan DP3A, sebenarnya anak-anak ini murni bukan dari Kota Kendari. Tapi dari luar Kota Kendari yang tereksploitasi atau mungkin juga karena keterdesakan dari segi ekonomi,” paparnya.
Sehingga ia berharap, perlu meluaskan pemantauan terhadap Anjal di Kota Kendari.
Meskipun menurutnya Pemerintah Kota Kendari juga sudah melakukan upaya pencegahan, dalam hal ini pemerintah memfasilitasi anak-anak agar mendapatkan pendidikan di sekolah.
“Upaya prefentif ini kebijakannya ada di setiap daerah termasuk di luar Kota Kendari, bagaimana anak-anak yang diusia sekolah ini benar-benar bisa sekolah. Di Kota Kendari sendiri semuanya terprotek dan sekolah, utamanya anak-anak di usia dini,” bebernya.
Bahkan Pemkot Kendari juga sudah sangat masif melakukan razia.
“Tapikan razia itu bukan langkah prefentif atau pencegahan, tapi itu salah satu cara menanganinya,” pungkasnya. (B)
Reporter : Israwati
Editor : Siswanto Azis